Berisi tentang cerita, foto, video, hoby, Aktivitas, dalam perjalanan petualang dan pencari pengalaman

6/18/23

Menikmati Sensasi Kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa

1:50 PM 0
Sekitar pukul 7 malam kami tiba di kota Bajawa, kota kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tengarara Timur. Setelah perjalanan kurang lebih 5 jam dari Riung. Sensasi hawa sejuk kami rasakan di kota ini, menikmati sedapnya masakan khas asli Sumatera Barat menambah sensasi berbeda ketika di kota yang Terkenal dengan istilah "Piring Kedamaian" Masakan padang ternyata ada dimana-mana, yang khas lagi penjualnya ternyata asli orang Padang juga. waw mantap menikmati makanan khas Padang di Kota Piring Kedamaian, Bejawa.  Artikel cerita perjalanan di kota Bejawa kita akan menuju ke kampung adat yang terkenal di bawah kaki gunung Inerie sambil menikmati sensasi Kopi Flores di Kampung Bena. 
Kampung Bena di Bejawa yang berada di kaki gunung Inerie yang masih aktif 
Foto Kampung Bena tampak dari puncak paling atas di kampung Bena Bejawa 

Kami bermalam di penginapan yang sebelumnya sudah kami booking. Penginapan yang berada di jantung kota Bajawa ternyata penginapan tersebut masih tahap renovasi, sehingga kami dipindahkan oleh pihak penginapan ke homestay penginapan tidak jauh dari penginapan tersebut. Di penginapan kamipun melepas lelah dan mempersiapkan untuk trip ke kampung Bena esok harinya. Kami ingin menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa. Walau Sempat di Penginapan ini ada catatan serunya. Kami tidur bertiga yang seharusnya diisi oleh 2 orang, alhasil kaki serasa menggantung karena ukuran tempat tidurnya yang tidak pas, tapi alhamdulillah bisa nyenyak juga. 

Pagi-pagi saya sudah terbangun terlebih dahulu, sayapun sudah mempersiapkan diri untuk berpetualang hari itu untuk menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa ini. Teman-teman lain yang belum bangun saya bangunkan. Menjelang jam 7 kamipun sarapan bersama dan sudah siap untuk menjelajah kampung Bena. 

Perjalanan kami dari Bajawa ke kampung Bena tidaklah begitu jauh, sekitar setengah jam kami sudah sampai di parkiran yang khusus di kampung tersebut. Sepanjang perjalanan menuju desa Bena, kami disajikan dengan pemandangan gunung Inerie yang tampak tinggi menjulang di sisi jalan. 

Tiba di kampung Bena, kami berjalan sekitar 50 meter menuju ke rumah penerima tamu, kami melakukan regestrasi dan mengisi buku tamu, seingat saya 1 orang pengunjung dikenakan biaya Rp.15.000 rupiah, disana juga kami harus mengenakan kain tenun yg kecil sebagai tanda tamu yang masuk ke kampung ini. kain tenunnya sangat cantik dan indah, sehingga kamipun berebut ingin mendapatkan yang paling bagus, padahal semua bagus, sesuai selera masing-masing. 
situs megalitikum di kampung bena Bejawa
Kampung Bena merupakan desa wisata sekaligus situs megalitikum peninggalan mas zaman batu hingga eksis sampai sekarang, disini banyak terdapat susunan batu yang dibentuk dengan khas, selanjutnya di kelilingi rumah rumah warga yang bentuknya khas bena. yang lebih luar biasa sekali, perkampungan ini teretak di kaki gunung masih aktif yaitu gunung Ineire. 

Ibu sedang menenun di depan rumah Kampung Bena
Selama di kampung kami langsung bernarsis dan foto-foto ria, bercengkrama dengan ibu-ibu yang sedang menenun di depan rumah masing-masing, sayapun saat itupun langsung keliling kampung hingga ke ujung, di ujung kami kembali berfoto foto lagi. Saking asiknya foto foto, sayapun tertinggal rombongan. Ternyata rombongan sudah singgah di rumah yang paling ujung yang menghadap utara. Sayapun segera menyusul mereka, ternyata sedang asik menikmati kopi, sayapun segera melepas sepatu dan duduk dekat dengan Ibu pemilik rumah dan langsung ditawari minum kopi atau teh. Saya langsung menjawab ingin kopi saja. saya ingin menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa.

Tidak lama dalam keasikan obrolan kami, kopipun sudah tersaji, saya langsung mengambil jatah. slurup kopi hangat saya minum, terasa bercampur di lidah, waw rasanya nikmati dan sensasi baru, saya yang nota bene bukan pecandu kopi tapi merasakan nikmatnya kopi Bejawa. memang saya keterunan keluarga petani kopi, dan setidaknya sering mengkonsumsi kopi, rasa kopi yang ada di Kampungku Way Tenong Lampung Barat, ada unsur berbeda rasa kopi Lampung dan kopi Bajawa. namun rasanya mantap. Bagi pecinta kopi harus menikmati sensasi kopi Flores di Kampung Bena di Bejawa.

Setelah cukup lama di rumah warga Kampung Bena, kamipun berpamitan untuk melanjutkan trip. inilah pengalaman kami dalam menikmati sensasi kopi Flores serta adat budaya di Kampung Bena di Bejawa.

Rute untuk mencapai Kampung / Desa Bena Bejawa adalah : Dengan menggunakan via pesawat terbang dari kota kupang ke kota bejawa di Bandara Soa, selanjutnya dari bandara ke kota Bajawa menggunakan travel  dengan harga kurang lebih 50 ribu. dari kota Bejawa bisa mencari penginapan disini atau melanjutkan ke desa Bena dengan menggunakan jasa ojek dengan waktu sekitar 30 menit.

Jika dari kota Ende, menggunakan travel atau bis jurusan Ende-Bajawa kemudian turun di Mataloko. Selanjutnya dengan jasa ojek untuk ke  kampung Bena.

Video selama di Kampung Bena simak dibawah ini : Kampung Adat Bena dan sawah Jaring Laba laba Cancar di Flores

Air Terjun Way Tayas di Pangkul Rajabasa Lampung Selatan

12:56 PM 3
Air Terjun Way Tayas adalah air terjun yang ada di Pangkul Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan. Sekian banyak air terjun yang ada di wilayah kaki Gunung Rajabasa Lampung Selatan. Nah ini, Satu lagi tempat wisata yang belum banyak diketahui oleh para anak muda kekinian, ya, ini dia curuq Pangkul atau sering disebut air terjun Way Tayas, curup atau air terjun yang terletak di kaki Gunung Rajabasa ini, menurut saat sangat cantik dan indah, air yang jatuh lumayan tinggi, memberikan warna indah tersendiri bagi penikmat pecinta lama bebas. 

Rute menuju Air Terjun Way Tayas  di Pangkul Rajabasa Lampung Selatan  adalah untuk mencapai ke air terjun ini tidak sulit, tergolong mudah dan tidak begitu ekstrim, suasana perkebunan kopi dan kakao menjadi penambah nilai eksotik dalam perjanan mencapai air terjun ini dibawah kaki Gunung Rajabasa. 

Rute untuk menuju ke air terjun Way Tayas  di Pangkul Rajabasa Lampung Selatan melalui jalan menuju arah kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Dari Kota Kalianda terus ke arah kawasan wisata Lampung Selatan yang melewati pantai-pantai : pantai Guci Batu Kapal, pantai Canti, pantai Banding Resort, terus sebelum pantai Wartawan, anda akan menemukan plank Kawasan Wisata Gunung Rajabasa, atau tepatnya di sungai Way Tayas, atau penunjuk lainnya daerah persawahan di pinggir jalan pada kecamatan Rajabasa. Dari Plank menuju Air Terjun Way Tayas tersebut masuk terus dengan mananjak jalan yang masih diunderla (berbatu). jika masih bingung bisa tanya ke penduduk setempat. 

Setelah di jalan underla tersebut terus menanjak hingga nanti bertemu jalan setapak yang bisa dilewati jalan motor, terus masuk hingga sampai di parkiran di Air Terjun Way Tayas  di Pangkul Rajabasa Lampung Selatan  tersebut.
Sepatu yang menjaga agar tetap kuat melangkah ke Air Terjun Way Tayas 

Air terjunnya cukup tinggi dan indah, Air Terjun Way Tayas 

Tidak lengkap jika tidak amndi di  Air Terjun Way Tayas 

Perjalanan menyusuri air sungai ini dimanjakan oleh pemandangan alam yang indah menuju Air Terjun Way Tayas 

Banyak batu batu besar untuk menuju rute ke Air Terjun Way Tayas  

Airnya jatuh sempurna di antara batu batu besar, Air Terjun Way Tayas 

Simak  Air Terjun Way Tayas pangkul Rajabasa lengkapnya di Video berikut ini :  

12 Air Terjun di Lampung Selatan

12:45 PM 0
Air Terjun Way Tayas di Pangkul Rajabasa Lampung Selatan
Apakah sudah tau kalau di Lampung Selatan memiliki air terjun yang indah dari catatan saya setidaknya terdapat 12 Air Terjun di Lampung Selatan. Lampung Selatan adalah kabupaten paling ujung di provinsi Lampung, atau paling ujung di pulau Sumatera. Bahkan sering dengan selogan Serambi Sumatera. Kabupaten yang terkenal dengan Palabuhan Bakauheni ini,  selalu menjadi sorotan khusus jika pada saat mudik lebaran. Ya sudah tau lah?  karena begitu ramainya arus mudik sehingga selalu menjadi liputan khusus di berbagai televisi di tanah air. Selain terdapat pelabuhan Lampung Selatan juga memiliki Bandara Radin Inten II, yang terletak di Branti yang notabenenya Bandara ini diakses lebih dekat ke Kota Bandar Lampung dibandingkan dengan Ibukota kabupaten Lampung Selatan.

Selain itu Lampung selatan juga terkenal dengan objek alamnya yang indah selain pantainya yang eksotik, Gunung dan banyak terdapat air terjun di bawah kaki Gunung Rajabasa, dapat disimak berbagai pantai yang ada di Kabupaten Lampung Selatan yang ternagkum dalam artikel : 91 Pantai yang Ada di Lampung

Selanjutnya di kabupaten ini terdapat gunung yang menyimpan sejuta potensi yaitu 2 gunung yang menjadi fenomenal di Indonesia : Gunung Rajabasa dan Gunung Krakatau di selat Sunda.  Gunung Rajabasa adalah Gunung yang megah yang ada di Lampung selatan, jika anda memasuki Kota Kalianda (Ibukota Kabupaten Lampung Selatan). Tepatnya kota kalianda terletak kaki gunung Rajabasa di sebelah Barat daya..  Nah ternyata di Gunung Rajabasa ini banyak sekali menyimpan wisata air terjun, yang mana àirnya  bersumber dari Gunung ini. Sekian banyak air terjun yang ada di gunung Rajabasa dan sekitarnya berikut ini saya rangkum. Dalam artikel 12  air terjun atau curup yang ada di Kabupaten paling selatan di Lampung ini. Gunung krakatau yang menjadi  sejarah dunia karena merupakan gunung dengan letusan terdasyat ketiga, pada saat itu letusannya yang menimbulkan sunami besar dan memakan banyak korban. Gunung ini masuk kedalam wilayah administrasi Kabupaten Lampung Selatan.  

Untuk mencapai seluruh air terjun yang ada di Lampung Selatan ini perlu usaha karena jarak antara satu air terjun dan lainya berjauhan. Tetapi jika anda ingin mengekplorasi seluruhnya dengan alamat desa dimana letak air terjun ini dengan bertanya kepada warga di sekitar desa maka anda akan menemukan air terjun2 berikut ini:

1. Air terjun Way Tayas, Desa Pangkul, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan 
Untuk artikel lengkapnya dapat kunjungi di : Air Terjun Way Tayas di Pangkul Rajabasa Lampung Selatan

Air terjun Way Tayas, Desa Pangkul, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan 

Berikut ini video Air terjun Way Tayas, Desa Pangkul, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.


2. Air terjun Way kalam, desa Merambung, Kecamatan Penengahan. Lampung Selatan 
Air terjun Way kalam, desa Merambung, Kecamatan Penengahan. Lampung Selatan

3. Air terjun Cijuet / Sarmun, Desa Cugung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan

Air terjun Cijuet / Sarmun, Desa Cugung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan

4. Air terjun Citiis, Desa Cugung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan
Air terjun Citiis, Desa Cugung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan sumber foto : Afrilian 

Berikut ini video air terjun Air terjun Citiis, Desa Cugung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan


5. Air terjun Way Guyuran

6. Air terjun Way Tajur, Desa Cukuh, Kecamatan , Lampung Selatan
Air terjun Way Tajur, Desa Cukuh, Kecamatan , Lampung Selatan
sumber foto : Afriliansyah

7. Air Terjun / Curup Jemara, Pantai Minangrua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan
Air Terjun / Curup Jemara, Pantai Minangrua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan

8. Air Terjun Way Hawi, Desa Canti, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan

9. Air Terjun Way Secakah, Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan

10. Air Terjun / Curup Midin, Pantai Minangrua, Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan

11. Air Terjun pantai Babatan, Tarahan. Lampung Selatan

12. Air Terjun Simpang Negara, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan

6/16/23

Pengalaman Turun dari Ranukumbolo ke Bandara Abdul Rahman Saleh Malang

3:36 PM 0
Foto foto  tepi danau suci Ranukumbolo Gunung Semeru

Berikut ini saya bercerita tentang Pengalaman Turun dari Ranukumbolo ke Bandara Abdul Rahman Saleh Malang. Siang itu setelah membereskan peralatan camping dan perlengkapan pribadi di danau suci Ranukumbolo, menjelang jam 12 kami isi berfoto -foto terakhir selama pendakian ke Gunung Semeru, di tepi danau suci Ranukumbolo, tidak lupa dengan latar tanjakan cinta. Kondisi yang tidak begitu ramai sehingga sangat puas sekali foto foto sendiri di danau Ranukumbolo.

Foto foto  tepi danau suci Ranukumbolo dengan Latar Tanjakan Cinta  Gunung Semeru
Foto foto  tepi danau suci Ranukumbolo Gunung Semeru

Setelah cukup banyak foto-foto di area camping ground di bawah tanjakan cinta tepi Ranukumbolo, kami lanjut berdoa dan terus lanjut pacu perjalanan menuju Ranupane, perjalanan menanjak dan menurun yang mengucur keringat, sekali kali saya abadikan alam sekitar dengan kamera. Sekitar beberapa jarak kami istirahat dalam hitungan detik. Post 4 kami istirahat dan menikmati pemandangan kebawah hamparan danau Ranukumbolo, di post ini juga kami pesta belanja buah semangka dan gorengan yang satu potongnya dengan harga 2.500 rupiah. Setelah cukup kami lanjutkan perjalanan menanjak dan menurun ke post 3. Di post 3 kami tidak berhenti tapi lanjut menuju ke post 2 dan terus ke post 1. Di post 1, hujanpun mulai turun, kami kembali menikmati jualan penduduk di post ini.
Perjalanan dari  Ranukumbolo ke Ranupane  Gunung Semeru kondisi kabut
Pengalaman saa turun dari Ranukumbolo ke Ranupane saya meminta kepada seluruh anggota tim pendakian untuk meminta turun duluan . Setelah sedikit diskusi, akhirnya kami sepakat, kalau saya turun dulu karena saya memburu tebengan untuk turun ke pasar Tumpang. Jam 2-an saya start dari post 1 turun ke menuju Ranupane, kondisi hujan saya berpacu turun, tentunya dengan ponco tetap terjaga kering perlengkapan. Di perjalanan saya susurun jalan setapak dan ada yang sudah dipaping, dengan sedikit memperkencang jalan kaki serta berlari kecil saya pacu agar cepat sampai dibawah. Saat itu karena kondisi hujan sepanjang perjalanan saya tidak berpapasan dengan siapapun, barulah tepat dibatas perkebunan sayuran baru bertemu 1 group yang akan mendaki,. Itupun hujan sudah reda.  Menjelang jam 3 akhirnya saya tiba di shalter Ranupane, kondisi tidak begitu rame karena pendakipun lagi sepi. Saya membersihkan diri dan berganti pakaian, saya lanjut ke parkiran.
Di parkiran saya hanya melihat 3 mobil jip dan 1 truk yang parkir, saya disapa oleh masyarakat, tujuan kemana,  ditawari ojek, karena biaya ojek 150 ribu, saya tetap memilih untuk menunggu dan menebeng dengan rombongan yang akan turun. Cukup laman saya menunggu pendaki yang turun dari Ranukumbolo di diparkiran, suhu dinginpun mulai menerpa, saya gunakan jaket gunung dan berdiang di perapian yang dinyalakan warga di parkiran tersebut. hingga 1 jam-an menunggu tidak ada tanda para pendaki yang turun, setelah lewat jam 5an baru ada, rombongan cukup banyak sekitar 18 orang, saya langsung menyamperi rombongan tersebut dan diizikan untuk gabung turun ke Pasar Tumpang menggunakan mobil truck, sedangkan 3 mobil jip yang tersisa akan menuju bromo.  Akhirnya saya turun naik truk dengan ongkos 50 ribu berhenti di alun-alun Pasar Tumpang.

Setelah turun dari Ranukumbolo saya berencana langsung ke Bandara Abdul Rahman Saleh Malang, dengan harapan saya dapat menginap di sekitar Bandara tersebut. Setelah di Pasar Tumpang, saat itu menunjukan pukul 8 malam, akhirnya saya berdiskusi dengan group pendaki dari Bakasi bahwa mereka menyewa mobil angkot menuju ke Stasiun Kota Malang. Akhirnya saya ikut gabung dengan mereka naik angkot menuju bandara, karena angkotnya melewati jalan utama menuju bandara. Saat itu saya berhenti dipertigaan Tugu Patung Pesawat yang menuju Bandara Abdul Rahman Shaleh Malang, pas didepan pom bensin, saat istirahat di moshola pom bensin tersebut, sambil bertanya-tanya jarak dari pertigaan tersebut ke bandara, ternyata cukup jauh, harus ditempuh dengan kendaraan, dan juga dari info orang orang di pom bensin tersebut bahwa jika malam bandara tutup. Akhirnya saya segera menghubungi keluarga yang di kota Batu, untuk meminta bantuan beliau, ternyata beliau tidak sibuk, dan menjemput saya di Pom Bensin tersebut.

Karena jarak Batu ke pom bensin depan Tugu Pesawat cukup jauh akhirnya saya mencari makanan hingga saya tertuju ke pedagang jajan daging tusuk yang semacam sosis goreng gitu, saya abiskan dengan ngobrol dengan tukang  jajan daging tusuk, saya banyak bertanya tanya tentang jarak pertigaan Tugu Patung Pesawat ke bandara Abdul Rahman Saleh Malang, tentang penginapan terdekat dan lainnya, yang hingga akhirnya  saya ditawari untuk menginap di rumahnya, karena cukup jauh jika harus ke Batu. Tapi saya tetap menunggu saudara tersebut karena beliau sudah menuju ke tempat saya saat itu.

Setelah cukup lama ngobrol dan menikmati jajan daging tusuk tersebut. Saudarakupun tiba, akhirnya saya bermalam di rumahnya. Baru keesokan paginya saja menuju bandara Abdul Rahman Saleh Malang, selanjutnya terbang menuju Lampung.

Sewa motor RPM Malang.
Bagi teman-teman traveler dan backpakers yang ingin keliling Kota Malang, dapat menggunakan sewa motor, dengan biaya murah dapat menjangkau pelosok pelosok wisata Malang, dengan sewa motor RPM. Biaya terjangkau dan murah, dapat menghubungi nomor ini  085764153381 / 082306550681 atau di website sewamotorku .com

Berikut ini dokumentasi video selama di Ranukumbolo.

Perjalananku Pulang Antara Kalimati dan Oro Oro Ombo Gunung Semeru

3:36 PM 0
Setelah bermalam di Kalimati, Kami siap-siap pulang atau turun menuju Ranukumbolo. Berikut ini cerita  perjalananku pulang antara Kalimati dan Oro Oro Ombo Gunung Semeru. Sebelum berangkat Oro Oro Ombo meninggalkan Kalimati. Pagi itu saya banyak habiskan dengan berfoto foto di Savana Kalimati, sedangkan teman-teman istirahat karena mereka baru saja turun dari puncak Semeru. 

Setelah cukup puas saya mendokumentasikan Savana Kalimati Bawah kaki Semeru, saya kembali ke tenda. Teman-teman yang sedang istirahat beberapa sudah bangun dan sebagian lagi masih tidur, saya langsung untuk beres perlengkapan saya dan saya mempersiapkan makanan. Sebelum turun ke Oro Oro Ombo Gunung Semeru kita harus full energi. 

Selanjutnya setelah makan, dan beres-beres tenda di Kalimati. Sekitar jam 11 siang kami melanjutkan perjalanan turun menuju Cemara Kandang dan lanjut ke Oro Oro Ombo di kaki Gunung Semeru. Di Cemara Kandang kami istirahat kemudian saya langsung mengabadikan lokasi ini serta pemandangan savana yang mengarah ke Oro Oro Ombo.   

Perjalanan turun dari Kalimati ke Cemoro Kandang lanjut ke Oro oro Ombo kemudian Ranukumbolo tidak sesulit saat menanjak, karena rutenya kebanyakan turun dan turun lagi. Sebelumnya saya sudah sampaikan ke teman teman team pendakian, kalau turun adalah spesialis saya, hehe.. karena jika turun saya tidak begitu berat mengangkat paha, bahkan saya biasa turun dengan berlari-lari. Tidak tau jika naik gunung saya mendakinya tergolong lambat dan masuk golongan siput, alon alon asal kelakon. Saat mendaki, jika dibandingkan dengan master pendaki saya sangat tertinggal, tetapi jika turun gunung saya cepat, bahkan santai dengan berlari lari kecil. Namun ada teman-teman pendaki yang lain kebalikan dari saya. hemhem kenapa ya.  

Perjalanan kami dari Kalimati ke  Oro Oro Ombo berlanjut ke Ranukumbolo siang itu tergolong sangat santai, setelah tiba di Cemoro Kandang bahkan kami lama sekali istirahat. Saya sibuk ambil foto dan video sedangkan teman yang lain menikmati makanan yang ada disana. 

Selanjutnya saya begitu senang saat tiba kembali di Oro oro ombo, saya banyak habiskan berfoto dan bervideo, sehingga saya yang paling belakang alias tertinggal jauh dari group tersebut. 

Berikut ini video amatir saya merekam berjalanan kami selama di Kalimati dan Oro oro ombo, selamat menyimak. semoga terkesan dan ingin berkunjung ke sini.